METODE ASEPTIS
Berdasarkan komposisi kimiawinya, dikenal medium
sintetik dan medium non-sintetikatau kompleks.Komposisi kimiawi medium sintetik
diketahui dengan pasti dan biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia yang
kemurniannya tinggi dan ditentukan dengan tepat. Maka medium semacam ini dapat
diulangi pembuatannya kapan saja dan akan diperoleh hasil yang sama. Dipihak lain,
komposisi kimiawi medium nonsintetik tidak diketahui dengan pasti. Contohnya
ialah bahan-bahan yang terdapat dalam kaldu nutrien, yaitu ekstrak daging dan
pepton, mempunyai komposisi kimiawi yang tidak pasti ( Ratna Siri Hadioetomo, 1985 ).
Mikrobia dapat diklasifikasikan atas dasar suhu
optimum untuk pertumbuhannya. Umumnya mikrobia tidak dapat tumbuh pada suhu
dibawah 32oF. akan tetapi diketahui ada beberapa jenis khamir yang
dapat tumbuh pada suhu serendah 15oF dalam subtrat yang tidak beku.
Umumnya khamir dan cendawan mampu tumbuh pada suhu yang lebih rendah daripada
yang mendukung pertumbuhan mikrobia. Pendinginan lambat dapat merusak populasi
mikrobia.uk mikrobia yang sangat peka adalah sel-sel vegetatif, spora biasanya
tidak rusak karena pembekuan ( Supardi Imam dan Sukamto,1999 ).
Bahan yang di inokulasikan pada medium disebut
inokulum. Dengan menginokulasikan medium agar nutrien (nutrien agar) dengan
metode cawan gores atau metode cawan tuang, sel-sel itu akan terpisah
sendiri-sendiri. Setelah diinkubasi, sel-sel mikroba memperbanyak diri
sedemikian cepatnya, dalam waktu 18-24 jam terbentuklah masa sel yang dapat
dilihat dan dinamakan koloni. Jika dua sel mikrobe pada inokulum asal terlalu
berdekatan letaknya pada medium agar, maka koloni yang terbentuk dari
masing-masing sel dapat bercampur dengan sesamanya atau tidak bersentuhan, jadi
masa sel yang dapat diamati itu bukanlah suatu biakan murni ( Petezar,1988 ).
Agar merupakan campuran agarosa dan agaropektin
polisakarida utama terdiri dari D-galaktosa dan 3, 6-anhidrogalaktosa yang
disambungkan secara liniar dan silih berganti oleh ikatan β-1,4 dan ikatan
1,3 susunan agaropektin kompleks dan
mengandung d-galaktosa, 3,6 anhidrogalaktosa dan asam-asam uronat dan sulfat
yang sesuai. Gangang merah mengandung agar secara komersial agar diperoleh dari
jenis gelidium. Agar tidak dipengaruhi oleh kebanyakan mikroorganisme. Hanya
saja dapat diisolasi beberapa akteri dari laut dan ganggang laut yang
menghidrolisis agar
( Hans G. Schlegel dan karin Schmidt, 1984 ).
Sebagai bahan untuk membuat medium menjadi padat dapat
dipakai agar-agar gelatin atau gel silika. Namun yang paling umum digunakan
ialah agar-agar. Meskipun bahan utama agar-agar ialah galaktran, yaitu suatu
komplek karbohidrat yang diekstrasi dari alga marin genus gelidium, namun
sebagian besar mikroorganisme tidak
dapat menggunakannya sebagai makanan sehingga agar-agar dapatberlaku
semata-mata sebagai bahan pemadat. Agar-agar menjadi larut atau cairbila
dipanaskan pada suhu hampir 100oC dan tetap berbentuk cair bila
didinginkan sampai kurang lebih 43oC. Berbeda dengan gelatin, sekali
menjadi padat agar-agar harus dipanaskan lagi sampai kurang lebih 100oC
untuk mencairkanya kembali ( D.E.
Schoenhard,1978 ).
Posting Komentar untuk "METODE ASEPTIS"