Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

EKSTRAKSI MINYAK

"Sang Landep"

Berdasarkan atas bahan dan pemakaiannya, pembuatan minyak kelapa dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

  1. Cara basah (wet method) yaitu metode dengan melalui proses penambahan air terlebih dahulu, misalnya dengan membuat santan lalu direbus dan diuapkan.
  2. Cara ekstraksi (solvend method) yaitu metode dengan menambahkan suatu zat pelarut misalnya heksana, heptana, sikloheksana dll. Cara ini membutuhkan peralatan yang relative mahal dan dibutuhkan pengamatan yang sangat teliti.
  3. Cara pengepresan (press method) yaitu dengan pengoahan minyak dengan memakai alat penekan. ( Suhardiman, 1997 ).

Lemak atau minyak adalah senyawa trigliserida yang dapat larut pada pelarut lemak atau minyak seperti khlorofrom, eter, benzena. Pengujian sifat kimia lemak dan minyak pada umumnya meliputi jenis, kemurnian terutama terhadap  pelarut organik, sifat penyabunan, jumlah ikatan rangkap atau derajat ketidakjenuhan, ketengikan  dan lain-lain. Pada perhitungan kadar lemak dengan menghitung banyaknya bahan yang terlarut dalam pelarut organik, selain lemak juga terikat fosfolipid, sterol, asam lemak bebas, karotenoid dan pigmen lain. Karena itu hasil analisisnya disebut lemak kasar (crude fat). (Sri Ranggonowati, 1983).

Pada proses basah (wet method) pada waktu daging buah kelapa diparut sel-selnya akan rusak dan isi sel dengan mudah dikeluarkan dalam wujud emulsi berwarna putih yang disebut dengan santan. Santan yang demikian mengandung minyak sebanyak 50%, sisa minyak yang lain dapat diperoleh dengan penambahan air dengan pemerasan kedua dan ketiga. Kemudian santan yang dieroleh dicampur menjadi satu dan dimasukkan ke wajan untuk diuapkan airnya setelah air menguap semua diperoleh minyak dan blondo dipres untuk mengeluarkan minyak yang terkandng di dalamnya . Proses dengan cara ini kurang efisien atau kurang menguntungkan karena jumlah minyak yang diperoleh hanya sekitar 70 - 80% dari minyak yang terkandung di dalam daging buah kelapa ( Suhardiyono, 1992 ).

Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih dan penambah kalori. Minyak yang telah digunakan untuk menggoreng titik asapnya akan turun, karena telah terjadi hidrolisis molekul minyak. Untuk menekan terjadinya hodrolisis, pemansan banyak dilakukan pada suhu tidak terlalu tinggi. Beberapa minyak dilakukan hidrogenasi dengan tujuan  agar stabil terhadap oksidasi serta mengubah minyak cair menjadi bersifat plastis, yang penting dalam industri-industri makanan. Kerusakan dalam lemak ada 2 yaitu : hidrolisis lemak dan oksidasi. (J.M, Deman, 1997).

Ekstraksi minyak dari biji-bijian, proses yang digunakan ada 3 macam. Pemerasan dalam jumlah besar menggunakan pengumpil (clever), baji, sekrup, pengepres hidrolik dll. Untuk memeras dari bahan dalam kantong, keranjang kawat dan sebagainya. Efisiensi ekstraksi tergantung pada jenis biji, kadar air, pemasakan, besarnya tekanan yang dipergunakan, tekanan maksimum, waktu pengeringan, suhu dan kepekatan minyak ( Ketaren, 1986 ).

Posting Komentar untuk "EKSTRAKSI MINYAK"