Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PENGOLAHAN MINYAK

"Sang Landep"
Penentuan kualitas minyak (murni) sebagai bahan makanan yang berkaitan dengan proses ekstraksinya,atau ada tidaknya perlakuan pemurnian lanjutan misalnya penjernihan (refining), penghilangan bau (deodorizing), penghilangan warna (bleaching) dan sebagainya. Penentuan tingkat kemurnian minyak ini sangat berhubungan erat dengan kekuatan daya simpannya, sifat gorengnya, baunya maupun rasanya.Tolok ukur kualitas ini termasuk angka asam lemak bebas (Free Fatty Acids atau FFA), bilangan peroksida, tingkat ketengikan dan kadar air. (A.L.Winton,1947)
Hampir 70%dari semua lemak dan minyak yang dihasilkan dunia adalah minyak nabati.Minyak diperoleh dari biji-biji tanaman seperti kacang tanah , jagung, kedelai, bunga matahari, zaitun, kapas, atau inti buah kelapa sawit dan kelapa.Minyak diekstrasi dari dalam biji atau inti dengan menggilingnya dan dengan menggunakan pelarut, termasuk melarutkannya dalam pelarut yang mempunyai titik didih rendah dan memisahkan pelarutnya dengan evaporasi. Minyak pada tingkat ini tidak murni, dan harus dimurnikan. Netralisasi dengan Natrium Hidroksida menghilangkan asam lemak bebas. Sabun yang terbentuk proses ini terjadi sebagai padatan tidak terlarut dan mudah dipisahkan. Minyak kemudian dipucatkan dengan bahan pemucat (“Fuller’s Earth”), yang mengsbsorpsi zat warna. Akhirnya, minyak dibersihkan dari bau dengan pemanasan dengan vakum dan injeksi uap air. Proses ini menghilangkan substansi penyebab bau.(A.G.Woodman, 1941)
Sebagai senyawa hidrokarbon, lemak dan minyak atau lipida pada umumnya tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam bahan pelarut organic. Pemilihan bahan pelarut yang paling sesuai untuk ekstraksi lipida adalah dengan menentukan derajat polaritasnya. Karena polaritas lipida berbeda-beda maka tidak ada bahan pelarut umum untuk semua lipida.(F.D. Treadwell, 1955)
Kadar air yang tinggi dalam bahan menyebabkan lipida sukar diekstraksi dengan pelarut nonpolar (ether) karena bahan pelarut sukar masuk kedalam jaringan yang basah dan menyebabkan bahan pelarut menjadi jenuh dengan air sehingga kurang efisien untuk ekstraksi. Pemanasan bahan terlalu yang tinggi juga tidak baik untuk proses ekstraksi lipida karena sebagian lipida akan terikat dengan protein dan karbohidrat yang ada dalam bahan sehingga menjadi sukar untuk diekstraksi.(F.D. Snell, F.M. Riffen, 1972)
Senyawa lemak dan minyak merupakan senyawa alami penting yang dapat dipelajari secara lebih mendalam relatif lebih mudah daripada senyawa-senyawa makronutrien yang lain. Prosedur-prosedur analisa lemak dan minyak berkembang pesat, baik yang menggunakan peralatan sederhana maupun yang lebih mutakhir.(M.A. Joslyn, 1970)

Posting Komentar untuk "PENGOLAHAN MINYAK"