PENENTUAN SIFAT LEMAK DAN MINYAK
Lemak dan minyak termasuk dalam kelompok senyawa yang
disebut lipida, yang pada umunya memiliki sifat sama yaitu tidak larut dalam
air. Dalm penanganan dan pengolahan bahan pangan, perhatian lebih banyak
ditujukan pada suatu bagian dari lipida, yaitu trigliserida. Pada umumnya untuk
pengertian sehari-hari lemakmerupakan bahan padat dalam suhu kamar, sedang
minyak dalm bentuk cair dalam suhu kamar. Tetapi keduanya terdiri dari
molekul-molekul trigliserida. Lemak memiliki kandungan asam lemak jenuh yang
tinggi sedang kan
minyak kandungan asam lemak jenuhnya rendah. (Winarno, 2002).
Lemak alam sebagian besar mengandung ester dan pada
dasarnya lemak mempunyai komposisi yang sederhana. Ester – ester lemak adalah
non volatile dan tidak berbau, tetapi mempunyai semua sifat dan karakteristik
dari ester pada umumnya. Lemak mempunyai jumlah atom - C – genap pada setiap
molekul antara C8 sampai C24. asam lemak mempunyai
sumbangan berat molekul yang paling besar didalam gliserida dan merupakan
bagian yang reaktif, sehingga dapat dimengerti bahwa asam lemak mempunyai
pengaruh yang besar terhadap lemak dan minyak ( Fessenden, 1998 ).
Bilangan penyabunan adalah jumlah alkali yang dibutuhkan
untuk menyabunkan sejumlah contoh minyak. Bilangan penyabunan dinyatakan dalam
jumlah milligram kalium hidroksida yang dibutuhkan untuk menyabunkan 1 grm
minyak atau lemak. Besarnya bilangan penyabunan tergantung dari berat
molekul.minyak mempunyai berat molekul rendah akan mempunyai bilangan
penyabunan yang lebih tinggi dari pada minyak yang mempunyai berat molekul
tinggi. Penentuan bilanggan penyabunan dapat dilakukan pada semua jenis lemak
atau minyak.(Mehyer.1960)
Bilangan tak tersabunkan adalah senyawa-senyawa yang
sering dapat larut dalam minyak dan tidak dapat disabunkan dengan soda alkali
termasuk didalam alcohol suhu tinggi, sterol, zat warna, dan hidrokarbon. Cara
ini dapat digunakan untuk semua makanan dari lemak hewani dan nabati,tetapi
tidak sesuai untuk lemak atau minyak dengan fraksi tidak tersabunkan relative
tinggi, misal seperti minyak dari hewan laut.(Krik and Othmer, 1960)
Bau sabun (soapiness) dalam lemak timbul bau sabun yang
tidak enak dengan istilah soapy flavour dalam bahan berkadar lemak tinggi
disebabkan oleh pembentukan sabun ammonium, sehingga hasil reaksi antara asam
lemak bebas dengan ammonia yanmg dihasilkan dari degradasi protein.Garam,
ammonium dapaty dihasilkan karena oksidasi garam organic secara microbial dan
peristiwa ini terjadi dalam margarine yang ditumbuhi jamur monilia sp dan
torulae sp.(Sculiz.1962).
Posting Komentar untuk "PENENTUAN SIFAT LEMAK DAN MINYAK"