Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MENGUKUR DEBIT DI SALURAN IRIGASI (SEKUNDER)

"Sang Landep"
Sebelum melakukan pengukuran debit air ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya penetapan lokasi untuk pengkuran, cara-cara dan pendataan yang digunakan dalam kegiatan pengukuran, baik tinggi permukaan air maupun debit. Juga harus diperhatikan tentang perhitungan kesalahan, analisis, dan penetapan hubungan antara tinggi permukaan air dan debit air.
Penentuan kecepatan di sebuah titik pada suatu penampang menentukan besarnya debit, maka pengukuran kecepatan merupakan suatu fase yang sangat penting dalam pengukuran aliran. Kecepatan diperoleh dengan pengukuran waktu yang diperlukan suatu partikel yang dapat dikenali untuk dapat bergerak sepanjang jarak yang diketahui.
Perhitungan debit air (Q) pada masing-masing saluran dilakukan dengan menghitung dahulu luas penampang saluran (A) dan kecepatan aliran air (v) pada masing-masing saluran. Secara teoritis kita menggunakan rumus:
Q = A x V
Dimana: A = luas penampang saluran (m2)
V = kecepatan aliran air (m/s)
Q = debit saluran (m3/s)
Pengukuran luas penampang saluran diukur dengan melihat bentuk penampang saluran atau pendekatannya, dapat dilakukan secara langsung atau dengan mengukur tiap-tiap bagian/segmen terlebih dahulu baru dijumlahkan. Di dalam saluran sekunder, penampang salurannya berbentuk trapezium. Sehingga untuk mencari luas penampang saluran kita gunakan rumus: ½ (s1+s2).t.
Kecepatan aliran air dapat kita ukur dengan menggunakan sebuah pelampung yang ikut mengalir dalam saluran yang akan diukur. Kecepatan aliran ini bisa saja dipengaruhi oleh factor di luar system, misalnya angin. Jika terdapat angin, maka pelampung bisa melaju lebih cepat jika dibandingkan keadaan normal. Sehingga saat mengukur kecepatan kita harus mencari keadaan yang normal dan seimbang agar data yang didapat lebih valid. Untuk mengukur kecepatan, kita gunakan rumus: V = S/t.

Posting Komentar untuk "MENGUKUR DEBIT DI SALURAN IRIGASI (SEKUNDER)"