Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perbedaan sifat-sifat kimia, biologik dan toksikologik Mikotoksin dan Mikotoksikosis

"Sang Landep"
Mikotoksin merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh spesies kapang tertentu selama pertumbuhannya pada bahan pangan maupun pakan (Fox dan Cameron, 1989). Mikotoksin mulai dikenal sejak ditemukannya aflatoksin yang menyebabkan Turkey X –disease pada tahun 1960.
Hingga saat ini telah dikenal 300 jenis mikotoksin (Cole dan Cox, 1981), lima jenis diantaranya sangat berpotensi menyebabkan penyakit baik pada manusia maupun hewan, yaitu aflatoksin, okratoksin A, zearalenon, trikotesena (deoksinivalenol, toksin T2) dan fumonisin. Menurut Bhat dan Miller (1991) sekitar 25-50% komoditas pertanian tercemar kelima jenis mikotoksin tersebut. Penyakit yang disebabkan karena adanya pemaparan mikotoksin disebut mikotoksikosis.
Perbedaan sifat-sifat kimia, biologik dan toksikologik tiap mikotoksin menyebabkan adanya perbedaan efek toksik yang ditimbulkannya. Selain itu, toksisitas ini juga ditentukan oleh:
(1) dosis atau jumlah mikotoksin yang dikonsumsi;
(2) rute pemaparan;
(3) lamanya pemaparan;
(4) spesies;
(5) umur;
(6) jenis kelamin;
(7) status fisiologis, kesehatan dan gizi; dan
(8) efek sinergis dari berbagai mikotoksin yang secara bersamaan terdapat pada bahan pangan (Bahri et al., 2002).

Posting Komentar untuk "Perbedaan sifat-sifat kimia, biologik dan toksikologik Mikotoksin dan Mikotoksikosis"