MACAM- MACAM PRODUKTIVITAS
"Sang Landep"
1.
Produktivitas Parsial
Pengukuran
produktivitas dapat dilakukan untuk setiap masukan secara terpisah atau secara
total untuk keseluruhan masukan yang digunakan untuk menghasilkan keluaran.
Pengukuran produktivitas untuk suatu masukan pada suatu saat disebut dengan
pengukuran produktivitas parsial ( partial
productivity measurement ).
Ukuran produktivitas
suatu periode harus dibandingkan dengan ukuran produktivitas periode
sebelumnya, untuk mengukur perubahan produktivitas. Periode sebelumnya
merupakan periode dasar (Base period),
yang ukuran produktivitasnya dipakai sebagai standar untuk mengukur kenaikan
atau penurunan produktivitas yang terjadi dalam jangka waktu tertentu.
Contoh :
Tahun 2001, divisi memproduksi 11.000
unit produk dengan mengkonsumsi 1.100 jam tenaga kerja. Harga jual produk
adalah Rp 25,00 per unit, upah tenaga kerja Rp 10,00 per jam
Produktivitas parsial dapat dihitung
dengan ukuran produktivitas operasional dengan membagi kuantitas produk yang
dihasilkan dengan jumlah jam tenaga kerja yang dikonsumsi untuk menghasilkan
produk tersebut. Produktivitas operasional adalah sebesar 10 unit per jam (
11.000 + 1.100 ). Produktivitas keuangan adalah sebesar Rp 25,00 setiap rupiah
biaya tenaga kerja ( Rp 275.000 + Rp 11.000 )
Kelebihan produktivitas parsial :
Produktivitas parsial sebagai pengukur
kinerja manajer memiliki kelebihan sebagai berikut :
1. Memungkinkan manajer memusatkan usahanya
terhadap penggunaan masukan tertentu saja
2. Memudahkan karyawan operasional menentukan
kinerja produktivitasnya. Karyawan operasional hanya dapat mengendalikan
masukan tertentu, sehingga ukuran produktivitas parsial yang memberikan umpan
balik mengenai hubungan antara keluaran dengan masukan tertentu mudah mereka
pahami.
3. Untuk kepentingan pengendalian operasional,
seringkali standar kinerja bersifat jangka pendek, yang diukur dengan
membandingkan produktivitas parsial batch sekarang dengan batch sebelumnya.
Kelemahan
Produktivitas Parsial :
Produktivitas sebagai pengukur
kinerja manajer memiliki kelemahan. Penggunaan produktivitas parsial secara
terpisah sebagai ukuran kinerja dapat menyesatkan. Suatu penurunan
produktivitas salah satu masuka kemungkinan diperlukan untuk menaikkan produktivitas
masukan yang lain. Kompensasi seperti ini seringkali disengaja asalkan biaya
secara keseluruhan dapat berkurang. Namun seringkali dilakukan pertukaran (
trade- off ) kenaikan produktivitas suatu masukan dengan diimbangi oleh
penurunan produktivitas masukan yang lain, dengan akibat yang merugikan
perusahaan.
2. Produktivitas Total
Pengukuran produktivitas untuk seluruh
masukan pada suatu saat disebut dengan pengukuran produktivitas Total ( total productivity measurement ).
Pengukuran produktivitas total dapat dilakukan dalam dua kondisi, yaitu :
a.
Perubahan produktivitas tanpa
pertukaran ( trade- off ) produktivitas
Dalam memproduksi suatu produk,
digunakan berbagai masukan seperti bahan baku,
modal, dan energi. Ukuran produktivitas total memperhitungkan semua jenis
masukan yang digunakan untuk menghasilkan keluaran.
b.
Ukuran produktivitas total
dengan mempertimbangkan pertukaran
(trade- off) produktivitas
Jika produktivitas suatu masukan
dinaikkan dengan akibat penurunan produktivitas masukan yang lain, manajemen
memerlukan ukuran nilai produktivitas total yang berupa profit-linked productivity.
Thank you for the information.
BalasHapusOracle Adf Training
yes
HapusNic epost.
BalasHapuslinux admin training