Prinsip Pengolahan Minyak Kelapa
Minyak diambil dari daging buah
kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu:
1) Cara basah
2) Cara pres
3) Cara ekstraksi pelarut
1)
Cara Basah
Cara ini
relatif sederhana. Daging buah diparut, kemudian ditambah air dan diperas
sehingga mengeluarkan santan. Setelah itu dilakukan pemisahan minyak pada
santan. Pemisahan minyak tersebut dapat dilakukan dengan pemanasan, atau sentrifugasi.
Pada
pemanasan, santan dipanaskan sehingga airnya menguap dan padatan akan
menggumpal. Gumpalan padatan ini disebut blando. Minyak dipisahkan dari
blando dengan cara penyaringan. Blando masih banyak mengandung
minyak. Minyak ini dicampur dengan minyak sebelumnya. Cara basah ini dapat
dilakukan dengan menggunakan peralatan yang biasa terdapat di dapur keluarga.
Pada
sentrifugasi, santan diberi perlakuan sentrifugasi pada kecepatan 3000-3500
rpm. Sehingga terjadi pemisahan fraksi kaya minyak (krim) dari fraksi miskin
minyak (skim). Selanjutnya krim diasamkan, kemudian diberi perlakuan
sentrifugasi sekali lagi untuk memisahkan minyak dari bagian bukan minyak.
Pemisahan
minyak dapat juga dilakukan dengan kombinasi pemanasan dan sentrifugasi. Santan
diberi perlakuan sentrifugasi untuk memisahkan krim. Setelah itu krim
dipanaskan untuk menggumpalkan padatan bukan minyak. Minyak dipisahkan dari
bagian bukan minyak dengan cara sentrifugasi. Minyak yang diperoleh disaring
untuk memperoleh menyak yang bersih dan jernih.
a)
Cara Basah Tradisional
Cara
basah tradisional ini sangat sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan
peralatan yang biasa terdapat pada dapur keluarga. Pada cara ini, mula-mula
dilakukan ekstraksi santan dari kelapa parut. Kemudian santan dipanaskan untuk
menguapkan air dan menggumpalkan bagian bukan minyak yang disebut blondo.
Blondo ini dipisahkan dari minyak. Terakhir, blondo diperas untuk
mengeluarkan sisa minyak.
b)
Cara Basah Fermentasi
Cara
basah fermentasi agak berbeda dari cara basah tradisional. Pada cara basah
fermentasi, santan didiamkan untuk memisahkan skim dari krim. Selanjutnya krim
difermentasi untuk memudahkan penggumpalan bagian bukan minyak (terutama
protein) dari minyak pada waktu pemanasan. Mikroba yang berkembang selama
fermentasi, terutama mikroba penghasil asam. Asam yang dihasilkan menyebabkan
protein santan mengalami penggumpalan dan mudah dipisahkan pada saat pemanasan.
c)
Cara Basah Lava Process
Cara
basah lava process agak mirip dengan cara basah fermentasi. Pada cara
ini, santan diberi perlakuan sentrifugasi agar terjadi pemisahan skim dari
krim. Selanjutnya krim diasamkan dengan menambahkan asam asetat, sitrat, atau
HCI sampai pH4. Setelah itu santan dipanaskan dan diperlakukan seperti cara
basah tradisional atau cara basah fermentasi. Skim santan diolah menjadi
konsentrat protein berupa butiran atau tepung.
d)
Cara Basah "Kraussmaffei Process"
Pada cara
basah ini, santan diberi perlakuan sentrifugasi, sehingga terjadi pemisahan
skim dari krim. Selanjutnya krim
dipanaskan untuk menggumpalkan padatannya. Setelah itu diberi perlakuan
sentrifugasi sehingga minyak dapat dipisahkan dari gumpalan padatan. Padatan
hasil sentrifugasi dipisahkan dari minyak dan dipres untuk mengeluarkan sisa minyaknya.
Selanjutnya, minyak disaring untuk menghilangkan kotoran dan padatan. Skim
santan diolah menjadi tepung kelapa dan madu kelapa. Setelah fermentasi, krim
diolah seperti pengolahah cara basah tradisional.
2)
Cara Pres
Cara pres
dilakukan terhadap daging buah kelapa kering (kopra). Proses ini memerlukan
investasi yang cukup besar untuk pembelian alat dan mesin.
Uraian
ringkas cara pres ini adalah sebagai berikut:
a.
Kopra dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk kasar.
b.
Serbuk kopra dipanaskan, kemudian dipres sehingga mengeluarkan minyak.
Ampas yang dihasilkan masih mengandung minyak. Ampas digiling sampai halus,
kemudian dipanaskan dan dipres untuk mengeluarkan minyaknya.
c.
Minyak yang terkumpul diendapkan dan disaring.
d.
Minyak hasil penyaringan diberi perlakuan berikut:
-
Penambahan senyawa alkali (KOH atau NaOH) untuk netralisasi (menghilangkan
asam lemak bebas).
-
Penambahan bahan penyerap
(absorben) warna, biasanya menggunakan arang aktif agar
dihasilkan minyak yang jernih dan bening.
-
Pengaliran uap air panas ke dalam minyak untuk menguapkan dan menghilangkan
senyawa-senyawa yang menyebabkan bau yang tidak dikehendaki.
e.
Minyak yang telah bersih, jernih, dan tidak berbau dikemas di
dalam kotak kaleng, botol plastik atau botol kaca.
3)
Cara Ekstraksi Pelarut
Cara ini
menggunakan cairan pelarut (selanjutnya disebut pelarut saja) yang dapat
melarutkan minyak. Pelarut yang digunakan bertitik didih rendah, mudah menguap,
tidak berinteraksi secara kimia dengan minyak dan residunya tidak beracun.
Walaupun cara ini cukup sederhana, tapi jarang digunakan karena biayanya
relatif mahal.
Uraian
ringkas cara ekstraksi pelarut ini adalah sebagai berikut:
a.
Kopra dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk.
b.
Serbuk kopra ditempatkan pada ruang ekstraksi, sedangkan pelarut
pada ruang penguapan. Kemudian pelarut dipanaskan sampai menguap. Uap pelarut
akan naik ke ruang kondensasi. Kondensat (uap pelarut yang mencair) akan
mengalir ke ruang ekstraksi dan melarutkan lemak serbuk kopra. Jika ruang
ekstraksi telah penuh dengan pelarut, pelarut yang mengandung minyak akan
mengalir (jatuh) dengan sendirinya menuju ruang penguapan semula.
c.
Di ruang penguapan, pelarut yang mengandung minyak akan menguap, sedangkan
minyak tetap berada di ruang penguapan.
Proses ini berlangsung terus menerus sampai 3 jam.
d.
Pelarut yang mengandung minyak diuapkan. Uap yang terkondensasi pada
kondensat tidak dikembalikan lagi ke ruang penguapan, tapi dialirkan ke tempat
penampungan pelarut. Pelarut ini dapat digunakan lagi untuk ekstraksi.
penguapan ini dilakukan sampai diperkirakan tidak ada lagi residu pelarut pada
minyak.
e.
Selanjutnya, minyak dapat diberi perlakuan netralisasi, pemutihan
dan penghilangan bau.
Posting Komentar untuk "Prinsip Pengolahan Minyak Kelapa"