Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PENGUKURAN ANTROPOMETRI

"Sang Landep"
Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Dan kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Perbedaan menggunakan indeks tersebut akan memberikan gambaran prevalensi status gizi yang berbeda (Persagi, 1990).

Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain: umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar panggul dan tebal lemak dibawah kulit (Yahya, 1997).
Perubahan ukuran fisik penduduk merupakan salah satu indikator keberhasilan upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan fisik penduduk adalah melalui pengukuran tinggi badan anak baru masuk sekolah (TBABS) yang dilakukan oleh guru dari sekolah yang bersangkutan (DepKes RI, 1999)

Pengukuran LAA adalah cara untuk mengetahui resiko Kekusangan Energi Protein (KEP) pada Wanita Usia Subur (WUS). Wanita usia subur adalah wanita usia 15-45 tahun. Pengukuran LAA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LAA digunakan karena pengukurannya sangat mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja (DepKes RI, 1994)



Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka pertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang. Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur diatas 18 tahun (Atmarita, 1992)

Posting Komentar untuk "PENGUKURAN ANTROPOMETRI"