Peran Mikroba dalam Lingkungan Hidup
"Sang Landep"
Kesetimbangan ekologis dunia dipengaruhi oleh interaksi jejaring
kehidupan. Berbagai formasi simbiosis telah terbentuk di alam, sebagai
manifestasi dari biodiversitas. Faktor invisible berperan dalam proses
kesetimbangan ini. Disinilah kehidupan jasad renik (mikroba) berperan
didalamnya. Di dalam saluran pencernaan, mikroba berperan membantu proses
absorbsi makanan ke dalam tubuh. Dua spesies mikroba, yaitu E.coli dan
K.lactis berperan aktif dalam proses tersebut. Terjadi simbiosis
mutualistis antara manusia dengan mikroba tersebut. Mikroba adalah flora normal
yang hidup di dalam tubuh manusia. Kesetimbangan ekologis ini akan terganggu
jika kuman patogen memasuki inang. Misalnya seperti invasi kuman S.typhii
penyebab typus dan kuman M.tuberculosis penyebab TBC. Namun peranan
kuman patogen ada baiknya jangan dibesar-besarkan. Dari keseluruhan subkingdom Eubacteria,
bakteri yang berperan sebagai patogen diperkirakan hanya 10 persen. Sisanya
tidak berbahaya bagi manusia. Jadi ketakutan berlebihan terhadap mikroba adalah
tidak beralasan sama sekali. Lalu, selain menjaga kesetimbangan flora normal
pada manusia, apa lagi peran mikroba non patogen dalam sistim ekologis?
Mikroba (fungi dan bakteri) secara tradisional berfungsi sebagai decomposer
(pengurai). Makhluk hidup yang telah mati akan diuraikan oleh mereka menjadi
unsur-unsur yang lebih mikro. Tanpa adanya mikroba decomposer, bumi
kita ini akan dipenuhi oleh bangkai dalam jumlah banyak. Mikroba decomposer
inilah yang digunakan untuk pengolahan sampah/limbah. Teknologi lingkungan
yang terbaru telah memungkinkan pengolahan sampah/limbah dengan perspektif
lain. Sampah pada awalnya dipilah antara organik dan non organik. Sampah non
organik akan didaur ulang, sementara sampah organik akan mengalami proses
lanjutan pembuatan kompos. Proses tersebut adalah menciptakan kondisi yang
optimum supaya kompos dapat dibuat dengan baik. Optimasi kondisi tersebut,
selain desain alat yang baik dan ventilasi untuk proses aerasi, adalah juga
menciptakan kondisi optimum bagi mikroba composter untuk melaksanakan
proses composting. Parameter optimasinya bisa berupa keasaman, suhu,
dan medium pertumbuhan. Jika parameter tersebut diperhatikan, maka proses composting
diharapkan bisa efektif dan efisien. Lalu, apa lagi yang bisa dilakukan mikroba
untuk membantu kita mengolah limbah?
Instalasi penampungan faeces rumah tangga biasanya berupa
suatu reservoir besar. Namun, reservoir itu dihubungkan dengan saluran pipa ke
udara luar. Untuk apa saluran pipa tersebut? Sederhananya, saluran pipa
tersebut untuk mengeluarkan gas buangan hasil proses fermentasi faeces oleh
mikroba. Gas yang dikeluarkan adalah gas metan. Pemerintah akhir-akhir ini
sedang menggiatkan program konversi minyak tanah ke gas alam/LNG. Penggunaan
LNG memang lebih baik daripada minyak tanah dalam banyak segi. Namun LNG adalah
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Suatu saat di masa depan,
cadangannya akan menipis juga. Salah satu cara untuk mendapatkan sumber daya
alam yang bisa diperbaharui adalah menggunakan biogas (gas metan). Utilisasi
biogas adalah mudah. Sudah ada peternakan-peternakan di Indonesia yang memasang
instalasi biogas, untuk mengolah faeces ternak menjadi sumber energi.
Petunjuk instalasi peralatannya tersedia di internet atau toko buku. Biogas
dapat digunakan sebagai sumber energi untuk memasak, dan memanaskan air untuk
mandi. Di China, biogas adalah suatu industri yang mulai berkembang, dan mereka
menggunakan faeces manusia sebagai medium pertumbuhan mikroba
tersebut.
Posting Komentar untuk "Peran Mikroba dalam Lingkungan Hidup"