Vibrio cholerae
"Sang Landep"
Vibrio adalah bakteri Gram-negatif pleomorfik (bentuk kurva atau lurus),
batang pendek, motil dengan flagela polar. Sel-sel bersifat katalase dan
oksidase-positif, serta anaerobik fakultatif. Natrium klorida merangsang
pertumbuhan semua jenis Vibrio dan merupakan persyaratan obligat untuk sebagian
jenis. Kadar optimum untuk pertumbuhan spesies yang penting secara klinis
adalah 1– 3%. V. parahaemolyticus tumbuh optimum pada NaCl 3 % dan akan tumbuh
pada konsentrasi antara 0.5 dan 8%. Minimum aw untuk pertumbuhan V.
parahaemolyticus beragam antara 0.93 – 0.987 tergantung dari padatan yang
digunakan.
Pertumbuhan Vibrio enteropatogenik berlangsung optimum pada suhu 37oC dengan
kisaran tumbuh antara suhu 5 – 43oC. Bila kondisi mendukung, vibrio dapat
tumbuh ekstrim cepat; waktu generasi serendah 11 menit dan 9 menit telah
dicatat masing-masing untuk V. parahaemolyticus dan vibrio laut non-patogenik
V. natrigens. V. parahaemolyticus umumnya kurang tahan pada suhu ekstrim
daripada V. cholerae. Jumlahnya turun perlahan pada suhu dingin di bawah suhu
pertumbuhan minimum di bawah kondisi beku sebesar 2–log setelah 8 hari pada
suhu –18oC. V. parahaemolyticus akan tumbuh paling baik pada pH sedikit di atas
netral (7.5 – 8.5). Vibrio umumnya peka terhadap asam walaupun pertumbuhan V.
parahaemolyticus teramati pada pH 4.5 – 5.0.
Penyebab kolera adalah V. cholerae biotipe klasik yang menjadi penyebab KLB
kolera sejak tahun 1961. Pandemik dimulai di Sulawesi di Indonesia pada tahun
1961, mencapai Afrika tahun 1970 dan Amerika tahun 1991. Kolera umumnya
mempunyai masa inkubasi antara satu dan tiga hari, dan dapat beragam dari diare
ringan, sembuh-sendiri sampai gangguan yang parah dan mengancam kehidupan. Dosis
infektif pada orang sehat normal cukup tinggi, bila organisme tertelan tanpa
makanan, sebanyak 1010 sel. Studi di Bangladesh menunjukkan jumlah 103 – 104
sel sebagai dosis infektif. Kolera adalah infeksi non-invasif dimana organisme
mengkolonisasi lumen usus dan menghasilkan enterotoksin (toksin kolera) yang
kuat. Pada kasus yang parah, hipersekresi natrium, kalium, klorida dan
bikarbonat yang diinduksi oleh enterotoksin menghasilkan diare pucat, berair,
mengandung serpihan mukus, dan disebut diare air beras. Diare dapat mencapai
201 hari dan mengandung sebayak 103 vibrio per ml, disertai muntah, tetapi
tanpa mual atau demam. Bila hilangnya cairan dan elektrolit tidak diganti maka
tekanan dan volume darah dapat turun, viskositas darah naik, gagal ginjal dan
sirkulasi terhenti. Pada kasus fatal kematian terjadi dalam beberapa hari.
Kolera terutama dikenal sebagai infeksi yang berasal dari air (waterborne
infection), walaupun makanan yang kontak dengan air tercemar sering bertindak
sebagai pembawa. Keracunan pangan oleh V. parahaemolyticus terkait dengan ikan
dan kerang. Jepang merupakan penyebab umum keracunan pangan. Hal ini terkait
dengan kebiasaan kuliner mengkonsumsi ikan mentah atau setengah masak, walaupun
penyakit juga dapat dihasilkan karena kontaminasi-silang produk masak di dapur.
Masa inkubasi yang dilaporkan untuk keracunan pangan V. parahaemolyticus
beragam dari 2 jam sampai 4 hari, walaupun umumnya 9 – 25 jam. Penyakit
berlangsung sampai 8 hari dan dicirikan oleh diare berair, sakit perut, muntah
dan demam. V. parahaemolyticus lebih enteroinvasif daripada V. cholerae, dan
mampu menembus epitelium usus. Gejala disentri juga dilaporkan dari sejumlah
negara termasuk Jepang.
V. vulnificus merupakan organisme yang sangat invasif yang menyebabkan septikemia
primer dengan laju kematian tinggi mendekati 50%. Sebagian besar kasus terjadi
pada orang yang menderita penyakit hati (lever), diabet atau kecanduan alkohol.
Orang sehat jarang dipengaruhi, dan bila ada, umumnya terkena gastroenteritis.
Dalam kasus asal pangan, gejala malaise diikuti demam, dingin dan lesu muncul
16-48 jam setelah konsumsi makanan yang tercemar, biasanya hasil laut, terutama
kerang. Tidak seperti infeksi Vibrio lainnya, infeksi V. vulnificus memerlukan
perlakuan antibiotik seperti tetrasiklin
Posting Komentar untuk "Vibrio cholerae"