Intoksikasi Pangan karena Bakteri
"Sang Landep"
Jenis bakteri
penyebab intoksikasi pangan adalah Clostridium botulinum, Staphylococcus
aureus, dan Pseudomonas cocovenenans. Racun yang dihasilkan
bakteri lebih tahan panas daripada bakteri itu sendiri.
Clostridium botulinum
Keracunan yang
disebabkan bakteri ini disebut “botulism”. Racun yang dihasilkan dapat
menyebabkan kematian. Gejalanya dimulai dengan gangguan pencernaan yang akut,
mual, muntah, diare, lemah fisik dan mental, pusing dan sakit kepala, pandangan
berubah menjadi dua, sulit menelan dan berbicara, otot-otot menjadi lumpuh dan
kematian biasanya karena kesulitan bernafas. Pada kasus yang fatal, kematian
dapat terjadi 3 – 6 hari.
Pada umumnya
intoksikasi terjadi pada pangan kaleng berasam rendah. Makanan kaleng yang
sering menyebabkan botulism adalah jagung manis, bit, asparagus dan bayam.
Botulism juga mungkin terjadi pada ikan asap.
Staphylococcus aureus
Gejala
keracunan Staphylococcus aureus adalah banyak mengeluarkan ludah,
mual, muntah, kejang perut, diare berdarah dan berlendir, sakit kepala, kejang
otot, berkeringat dingin, lemas, nafas pendek, suhu tubuh dibawah normal.
Gejala ini berlangsung 1 – 2 hari, jarang terjadi kematian.
Rongga hidung
manusia khususnya penderita sinusitis mengandung banyak staphylococci,
demikian halnya dengan bisul dan luka bernanah merupakan sumber potensial. Sapi
perah penderita mastitis (infeksi pada ambing) menularkan staphylococci
ke dalam air susu.
Bakteri S.
aureus yang telah masuk ke dalam makanan, dapat dimatikan dengan pemanasan
pada waktu dimasak, tetapi toksin yang dihasilkannya hanya dapat terurai jika
dilakukan pemanasan selama beberapa jam, atau dipanaskan pada suhu 115°C selama 30 menit. Makanan yang dipanaskan pada
suhu ini tentu saja akan berubah teksturnya dan mengalami kerusakan kandungan
gizi yang relatif hebat.
Pseudomonas cocovenenans
Keracunan
bongkrek adalah nama penyakit untuk jenis keracunan oleh bakteri ini. Pseudomonas
cocovenenans sering mengkontaminasi tempe bongkrek. Tempe bongkrek terbuat
dari ampas kelapa dan difermentasi kapang Rhizopus oligosporus. Pada
tempe yang gagal dan rapuh , disamping Rhizopus oligosporus biasanya
tumbuh juga sejenis bakteri yang disebut Pseudomonas cocovenenans.
Bakteri inilah yang menyebabkan terbentuknya toksin dalam tempe bongkrek dan
berbahaya jika dikonsumsi manusia.
Penderita keracunan
bongkrek ditandai dengan hipoglikemia, spasma/kejang, dan tidak sadar.
Penderita hipoglikemia biasanya meninggal 4 hari setelah mengkonsumsi tempe
bongkrek yang beracun.
Posting Komentar untuk "Intoksikasi Pangan karena Bakteri"