Intoksikasi Pangan karena Logam Berat
"Sang Landep"
Logam berat
masuk ke dalam pangan karena proses pencemaran pada waktu penanaman,
pemeliharaan, penyimpanan pasca panen dan pengolahan. Selain itu kontaminasi
dapat juga terjadi melalui alat masak yang mengandung logam berbahaya dan
mengalami pengikisan permukaan.
Keracunan Senyawa Merkuri (Hg)
Keracunan
merkuri dapat terjadi karena pembuangan limbah industri yang mengandung merkuri
ke laut atau sungai kemudian mencemari ikan dan sejenisnya yang hidup di air
laut. Jika air sungai tersebut dijadikan sumber air minum tanpa pengolahan yang
menghilangkan merkuri maka air tersebut dapat menimbulkan keracunan merkuri
kronik. Keracunan merkuri dapat juga terjadi melalui penggunaan fungisida yang
tidak sesuai dengan petunjuk penggunaan, sehingga mencemari bahan pangan
seperti beras, daging, atau karena kekeliruan pemakaian fungisida, karena label
tidak jelas.
Gejala
keracunan merkuri adalah rasa terbakar pada mulut, rasa logam, banyak
mengeluarkan air liur dan haus, sakit perut, muntah, cairan tinja mengandung
darah, denyut nadi cepat tapi lemah, pucat, kelemahan kaki, penglihatan
menurun, koma dan berakhir denga kematian.
Keracunan Tembaga
Logam tembaga
dan kuningan dahulu banyak digunakan dalam wadah atau alat masak misalnya
wajan, ketel, dan tangki minum. Apabila pangan yang mengandung asam atau
berkarbonat diolah dalam wadah tembaga, sebagian logam tembaga akan terkikis
dan larut dalam pangan sehingga dapat menimbulkan keracunan. Tembaga sebagai
persenyawaan kimia dipakai pula dalam fungisida atau insektisida seperti
tembaga oksiklorida dan tembaga sulfat, persenyawaan tersebut dapat menyebabkan
keracunan apabila tercampur ke dalam pangan, karena penyemprotan yang tidak
sesuai petunjuk sehingga meninggalkan residu yang banyak dalam pangan.
Masa inkubasi
relatif cepat yaitu satu jam atau kurang. Gejala keracunan tembaga adalah sakit
kepala, keringat dingin, nadi lemah, rasa manis dan bau logam pada mulut,
muntah, sakit perut, diare, kejang-kejang dan koma.
Keracunan Arsen
Arsen banyak
digunakan sebagai bahan campuran insektisida, yaitu arsen pentoksida dicampur
dengan kromium trioksida dan tembaga oksida. Arsen dapat menyebabkan keracunan
karena penyimpanan atau penyemprotan insektisida yang tidak sesuai dengan
petunjuk. Gejala keracunan arsen umumnya timbul ½ - 1
jam setelah keracunan arsen. Tetapi dapat pula terjadi dalam beberapa jam,
terutama apabila keracunan melalui pangan. Gejala keracunan arsen adalah
muntah, diare dan dapat berakhir dengan kematian.
Keracunan Seng
Alat masak yang
terbuat dari seng atau besi yang dilapisi seng dapat menimbulkan keracunan
karena logam seng terkikis dan larut dalam pangan. Masa inkubasi keracunan seng
sekitar 1 jam. Gejala keracunan seng adalah sakit kepala, mengeluarkan air
liur, haus, muntah dan diare.
Keracunan Antimon (Stibium)
Keracunan
antimon dapat terjadi karena alat masak yang terbuat dari campuran logam yang
mengandung logam antimon. Makanan yang mengandung asam dapat mengikis dan
melarutkan antimon sehingga mengkontaminasi makanan. Masa inkubasinya beberapa
menit sampai beberapa jam. Gejala yang timbul akibat keracunan antimon adalah
sakit kepala, muntah, kejang dan pingsan.
Keracunan Kadmium
Keracunan
pangan dan minuman oleh senyawa kadmium terjadi karena wadah makanan yang
permukaannya dilapisi kadmium terkikis dan larut ke dalam pangan. Masa
inkubasinya 1 jam kurang. Gejala yang timbul akibat keracunan kadmium adalah
pucat, muntah, kejang, pingsan dan dapat diakhiri dengan kematian.
Keracunan Fluorida
Keracunan
fluorida dapat terjadi karena residu insektisida dalam bahan pangan akibat
penyemprotan insektisida. Salah satu insektisia yang mengandung Na fluorida
merupakan campuran asam borat, arsen pentoksida dihidrat, natrium dikromat dan
natrium tetra borat pentahidrat. Masa inkubasi sekitar 1 jam atau kurang.
Keracunan fluorida menimbulkan gejala pucat, muntah, kejang, pingsan dan
berakhir dengan kematian.
Keracunan Sianida
Keracunan
sianida dapat terjadi karena bahan pengkilap peralatan perak yang mengandung
senyawa sianida dan menempel pada tangan yang dapat mencemari pangan sehingga
menyebabkan keracunan. Masa inkubasi antara 35 menit sampai 6 jam. Gejala yang
ditimbulkan akibat keracunan sianida adalah letih, keringat dingin, mual,
muntah, diare, kemungkinan diakhiri dengan kematian.
Keracunan Timbal
Logam timbal
digunakan dalam logam campuran seperti pada timah, solder sedangkan
persenyawaannya banyak digunakan dalam insektisida untuk buah dan sayuran.
Penggunaan alat masak yang mengandung timbal dapat menimbulkan keracunan,
karena logam terkikis dan larut ke dalam pangan. Masa inkubasinya selama 30
menit. Gejala yang dapat ditimbulkan akibat keracunan timbal adalah sakit
kepala, muntah dan kemungkinan kematian.
Keracunan Nitrit
Nitrit
digunakan selain sebagai pengawet pada daging dan juga memberikan warna merah.
Keracunan nitrit dapat terjadi karena penggunaan yang melewati batas maksimum
penggunaan, salah pemakaian dan tercampur secara tidak sengaja karena kelalaian
dan ketidaktahuan. Keracunan nitrit dapat dilihat dengan gejala penurunan
tekanan darah yang tiba-tiba, mual, muntah, kedinginan, kejang bibir, dan ujung
jari menjadi biru, kolaps, dan kematian.
Residu Pestisida
Pestisida
banyak digunakan untuk melindungi tanaman dan hasil panen tetapi dapat
menimbulkan keracunan/pencemaran pada bahan pangan dan lingkungan hidup karena
residu yang ditinggalkannya. Secara langsung maupun tidak langsung pestisida
dapat mencemari karena terhisap melalui pernafasan atau tercerna bersama
makanan dan air minum. Pencemaran terhadap air dapat terjadi karena sisa
pestisida atau penyemprotan rawa-rawa atau sawah.
Gejala
permulaan penderita nampak gelisah, sakit kepala, rasa lelah, kedutan otot dan
kejang. Lebih lanjut dapat mengganggu sistem kerja otak karena bersifat
neurotoksik.
Posting Komentar untuk "Intoksikasi Pangan karena Logam Berat"