Clostridium perfringens
"Sang Landep"
Clostridium perfringens adalah bakteri Gram positif, batang anaerobik
(mikroaerofilik) dan non-motil. Spora diproduksi segera dalam usus, memproduksi
kapsul, memfermentasi laktosa, mereduksi nitrat dan -toksin). Gejala penyakitmmempunyai
aktivitas lesitinase (aktivitas yang
timbul meliputi sakit perut, mual dan diare akut, 8-24 jam setelah menelan
sejumlah besar organisme. Penyakit berlangsung singkat, sembuh sendiri (self
limiting), dan pulih dalam waktu 24-48 jam.
C. perfringens dikelompokkan dalam lima
tipe (A - E) sesuai dengan eksotoksin yang diproduksi; Tipe A, C dan D bersifat
patogen untuk manusia. Tipe A dan C merupakan penyebab diare akut. Galur-galur
tipe A menyebabkan gas gangren, radang usus besar, demam daerah perifer (tangan
dan kaki) dan peradangan menyeluruh (septikemia).
Enterotoksin dari tipe A dan C diproduksi dalam jumlah yang cukup besar hanya dalam usus. Produksi enterotoksin umumnya diduga dihasilkan dari lisis sel-sel yang bersporulasi dalam usus. Toksin bersifat labil panas, inaktif pada 60oC dengan nilai D90 adalah 4 menit. Suhu optimum C. perfringens 43 – 47oC. Pangan yang diberi garam (kiuring) dapat mencegah spora bergerminasi dan sel-sel vegetatif tidak mampu tumbuh. Nilai pH minimum adalah 5.0; dan pH optimum 6.0 – 7.5, sedangkan aw minimum adalah 0.95 – 0.97. Spora tahan terhadap radiasi gama, nilai D sebesar 1,2 – 3,4 kGy bila diiradiasi dalam air. Irradiasi sebelum pemanasan (0-7kGy) menyebabkan spora lebih peka terhadap pemanasan.
Enterotoksin dari tipe A dan C diproduksi dalam jumlah yang cukup besar hanya dalam usus. Produksi enterotoksin umumnya diduga dihasilkan dari lisis sel-sel yang bersporulasi dalam usus. Toksin bersifat labil panas, inaktif pada 60oC dengan nilai D90 adalah 4 menit. Suhu optimum C. perfringens 43 – 47oC. Pangan yang diberi garam (kiuring) dapat mencegah spora bergerminasi dan sel-sel vegetatif tidak mampu tumbuh. Nilai pH minimum adalah 5.0; dan pH optimum 6.0 – 7.5, sedangkan aw minimum adalah 0.95 – 0.97. Spora tahan terhadap radiasi gama, nilai D sebesar 1,2 – 3,4 kGy bila diiradiasi dalam air. Irradiasi sebelum pemanasan (0-7kGy) menyebabkan spora lebih peka terhadap pemanasan.
Makanan pembawa adalah daging sapi dan daging ayam masak yang disimpan pada
suhu kamar dengan waktu pendinginan yang lama. Spora bertahan hidup pada
celah-celah dan lubang pada bagian dalam dan terperangkap dalam kondisi
anaerobik di dalam gulungan daging. Spora bergerminasi setelah ada kejutan
panas untuk aktivasi. Sayuran dan ikan merupakan makanan pembawa. Makanan lain
yang mungkin terkontaminasi adalah unggas, ikan, sayuran, produk susu, makanan
kering, sup, gravies, rempah-rempah, gelatin, spageti, pasta, tepung, protein
kedele, roti, cake, meat pies serta daging sapi dan unggas masak. Sejumlah
besar sel-sel vegetatif harus tertelan agar sel-sel tetap hidup setelah melalui
daerah asam dalam perut.
Tindakan pengendalian yang efektif adalah dengan pendinginan relatif cepat
melalui kisaran 55 – 15oC dan pemanasan kembali produk pada suhu di atas 70oC
segera sebelum konsumsi. Setelah pemanasan, produk harus didinginkan dari 55
sampai 15oC secepat mungkin. Sebagai pedoman, peraturan di Amerika Serikat
mensyaratkan suhu internal produk tidak berada diantara 54.4oC dan 26.7oC
selama lebih dari 1.5 jam atau antara 26.7 dan 4.4oC selama lebih dari 5 jam.
Bila daging dimasak, pendinginan harus dimulai dalam waktu 90 menit pada akhir
siklus pemasakan dan produk harus didinginkan dari 48oC sampai 12.7oC dalam
waktu kurang dari 6 jam. Pendinginan harus dilanjutkan untuk transportasi
sampai mencapai suhu 4.4oC.
Posting Komentar untuk "Clostridium perfringens"