Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengetahuan Bahan Kacang Tanah

"Sang Landep"
Salah satu yang termasuk aspek terpenting dalam studi komoditas kacang tanah adalah penanganan pasca panen. Sebagaimana kita tahu, cendawan Aspergillu flavus penghasil racun aflatoksin antara lain senang tumbuh pada tanaman kacang tanah, sehingga pada komoditas ini dikenal masa kritis pada tiga hari pertama setelah di panen. Seperti halnya tanaman yang lain, kacang tanah juga relative lebih rentan terserang berbagai hama pasca panen. Setiap ada hama dan penyakit tentunya akan segera ditemukan zat penolak, dimana setiap tanaman pada umumnya memiliki zat penolak, misalnya getah yang mengandung oleoresin sebagai zat penolak jasad renik maupun hama (serangga). Apabila buah, umbi atau biji dipetik, maka terpisahlah bagian tersebut dari tanaman dan hilang pula zat penolak yang semula ada padanya ketika masih melekat di tanaman. Itulah sebabnya secara umum hasil panen relatif menjadi lebih rentan setelah dipanen.

Adapun biji kacang tanah sebenarnya terlindung oleh kulit polong, akan tetapi kulit ini baru efektif sebagai pelindung jika tua dan kering. Sedangkan pada waktu panen umumnya kulit polong masih basah (agak lunak). Disini kulit masih rentan oleh serangan jasad renik termasuk A. flavus. Kulit polong dan biji cocok sebagai media tumbuh A. flavus, sehingga racun yang dihasilkan tertap ada sejak kacang tanah dipanen. Itulah sebabnya masa tiga hari pertama cukup kritis, karena jika dalam waktu itu biji kacang tanah tidak dapat dikeringkan sampai kadar air yang aman (9%), maka kemungkinan besar terjadi serangan A. flavus.

Posting Komentar untuk "Pengetahuan Bahan Kacang Tanah"